Senin, 16 Januari 2012

Christmas di Sawarna






Awalnya bingung, penuh pertanyaan. Apa aku lari saja weekend ini, padahal semua begitu menumpuk, begitu penat, begitu penuh keraguan.

Awalnya tanpa persiapan, hanya berbekal keimpulsifan diri tanpa memikirkan apa yang harus dilakukan.

Awalnya bertanya pada seorang teman, masih muda, seharusnya aku tidak bertanya, malah terlihat bodoh dan tidak dewasa, tapi aku butuh dia.

Awalnya penuh keraguan, saat teman ini bilang “udah sana jalan, lo itu perlu liburan” bukan apa-apa yang diharapkan, hanya sedikit justifikasi kalau aku memang perlu berangkat.

Dan awalnya pun aku sudah susah, harus pulang dulu ke bekasi, harus ambil motor dan harus telat bertemu team touring ini.


Kedua tangan terasa sakit akibat mengendarai motor terlalu lama, terlalu berat dan memang ini kali pertama perjalanan jauh dengan motor lagi

Kedua tangan ini serasa mati rasa, karena dinginnya udara perbukitan dan pegunungan yang dilewati malam itu, dan hanya sebentar beristirahat.

Kedua tangan ini menghitam akibat debu, dan menjadi kasar karena memang tanpa sarung tangan untuk melindunginya.

Kedua tangan ini serasa lemas, saat pagi itu, jam 6 pagi kita beristirahat dekat pelabuhan ratu, lemas sampai mengangkat teh panas itu pun memerlukan dua tangan.


Senyum pun aku temui pagi itu, mana kala aku sampai di pantai Sawarna tepat pukul 9 pagi. Ketenangan pantai tak berpenghuni, ketenangan arus ombak tak berperahu, dan ketenangan bukit hijau tak terjamah.

Senyum pun aku temui pagi itu, mana kala aku dan seorang teman berhasil menembus hutan hanya untuk mencari mesin ATM, yang sayangnya aku tidak bisa membayar tagihan pribadi akibat Bank ATM ini berbeda

Senyum pun aku temui pagi itu, mana kala aku menelponnya pagi-pagi, meski hanya untuk meminta tolong pada dirinya, tapi aku menjadi orang pertama yang mendengar suaranya pagi itu.

Senyum pun aku temui pagi itu, mana kala koneksi data ponsel ini bagitu lancar, begitu mudah memberi sedikit kabar kepada seorang teman yang katanya begitu bermimpi datang ketempat ini.


Christmas di Sawarna, kembali bermain pasir, kembali bercanda dengan ombak, kembali berlari dan sebentar berhenti hanya untuk mangamati keindahan ini.

Christmas di Sawarna, aku menuliskan sebuah kata “Terima Kasih”, di pasir putih pantai ini, yah memang cuma untuk kamu. Semoga berkenan meski cuma kata itu yang sanggup terucap.

Christmas di Sawarna, Malam itu hujan, teringat satu tahun lalu, tepat malam natal, aku, Sesa dan Juti, tak tahu arah, tersasar hanya untuk mencari makan malam terjauh.

Christmas di Sawarna, begitu banyak harapan aku lukiskan malam itu, kami hanya bercanda di sebuah saung kecil di bawah guyuran hujan malam Natal.

Christmas di Sawarna, membawa kisah indah, lucu, bahkan ada kisah sedih dan tak terduga. Dari kehilangan alat komunikasi, menemukan pusat service motor resmi di tengah gunung, sampai harus sebentar mampir di kantor polisi.

Christmas di Sawarna, cuma sekali tahun lalu, penutup tahun 2011, penutup semua harapan dan mimpi tahun lalu yang memang akhirnya tidak terselesaikan.

Christmas di Sawarna, sayang kamu tidak ikut, seharusnya ini jadi trip pertama atau mungkin terakhir untuk kita. Trip yang mungkin hanya kamu dan aku yang tahu bagaimana setiap peristiwa yang terjadi pada kita selalu menimbulkan jawaban klise “everything happens for a reason”





Fatmawati, 17 Jan 12. 2.30 am

~ 2 komentar: ~

Unknown says:
at: 17 Januari 2012 pukul 01.07 mengatakan...

bagus amat sih nulisnya...

Jono says:
at: 17 Januari 2012 pukul 07.02 mengatakan...

le"bray"... :D

+

Labels

The Owner

Foto saya
Seorang laki-laki yang baru belajar menulis

Blogroll

About