Minggu, 07 Desember 2008

Satu Mimpi dari Jogja



ENKA dalam video klip LA Indie Fest 2008


Scene musik indie memang sedang melejit di awal tahun 2000-an. Namun bila diperhatikan, hampir semua genre yang diusung oleh band-band yang merasa dirinya indie ini sama. Nuansa retro dan britpop cukup kental di telinga masyarakat penikmat aliran musik ini.

Beda dengan beberapa dekade sebelumnya, yang cukup banyak diwarnai oleh band-band yang mengusung musik cadas seperti Burgerkill, Pas Band dan lain lain. Di balik dominasi retro dan britpop dalam belantika musik indie Indonesia saat ini, lahir sebuah band indie baru yang cukup berani melakukan coup d'etat dari stereotipe genre yang ada. Berkiblat dari band-band legendaris besar seperti Metalica maupun almarhum RATM dan Creed, band indie baru ini mencoba mensinergikan semua kiblat itu menjadi sebuah harmonisasi baru.

ENKA, band asal jogja ini cukup keluar dari scene indie yang ada saat ini. Dipecundangi oleh trio mahasiswa Jakarta yang sedang merantau ilmu di kota pelajar ini mencoba sedikit berbicara dengan nuansa indie yang berbeda, Weii (vokal), Mbonk (gitar) dan Japra (Drum). ”Tujuan awal band ini sih sederhana, kita cuma mau ngumpulin beberapa single yang sudah ada menjadi sebuah mini album. Terus bisa di denger oleh teman-teman ajah sih,” ungkap Weii yang merupakan leader dari band ini.

Berbicara tentang musikalitas, band ini memang cukup berani keluar dari jalur yang ada. Jauh dari hingar-bingar penampilan ala 70-an, jauh dari alunan nada manis minimalis khas britpop. ENKA muncul dengan nuansa modern rock tanpa meninggalkan unsur rock klasik yang tetap memuja dominasi lead gitar yang meliuk-liuk serta efek metal distorsi yang sarat terdengar di beberapa lagu mereka.

Mini album pertama yang (akhirnya) keluar pada bulan Agustus 2008, bertajuk Hope and Reality yang merupakan salah satu gambaran jiwa anak muda yang sedang bergejolak menghadapi lembar demi lembar kehidupan. Mini album ini berisi lima lagu jagoan dan cukup didominasi oleh nuansa bising dan up beat ala musik rock pada umumnya. Namun, dalam beberapa lagu lain (masih dalam mini album ini) tidak melulu mengajak kita berjingkrakan. Falling, salah satu lagu ENKA yang cukup memberikan nuansa down beat serta dibumbui oleh petikan smooth gitar dari Mbonk terasa cukup harmonis.

Berbeda dengan Not The Savior, mix yang cukup unik antara almarhum RATM dengan Metalica jelas sekali ditonjolkan dalam lagu ini. Gebukan drum Japra cukup berbicara dalam lagu ini di antara empat lagu lainnya. Intro yang terdengar begitu kuat dan dominan. Namun pada bagian reff memiliki suasana yang berbeda, yang cukup dinamis dan tidak monoton.

”Who closed my eyes,
Who stopped my heart,
Nothing could done this
Except your mind,”

Sebuah penggalan lirik dalam lagu Hope and Reality, sedikit memberikan pesan bahwa mereka masih muda dalam perjalanan panjang ini. Setidaknya satu mimpi baru sudah lahir dari Jogja hari ini. Terus berkarya ENKA.


Mini Album Hope and Reality:

1. Leave Me Alone
2. Not The Savior
3. Falling
4. Hope and Reality
5. Wishing To The Life

Link:
http://www.sixteenhole.com/profile/ENKA
http://www.myspace.com/enkatherebuild

~ 0 komentar: ~

+

Labels

The Owner

Foto saya
Seorang laki-laki yang baru belajar menulis

Blogroll

About