Akhirnya, setelah sekian lama berjuang dengan studi yang melelahkan, aku kini telah terdampar di pantai penuh tinta yang gelap dan berliku. Huh, semuanya hampir tak terpikirkan. Merambat pelan, seperti keong yang memanggul cangkang di pundaknya.
Mudah-mudahan aku akan kuat menghadapi teriknya matahari berita, keringnya gurun halaman kertas, atau bahkan curamnya jurang informasi yang seakan tak mau berdamai dengan mikroba jahat.
Hah, habis sudah keringat ini. Untuk satu tujuan yang tak akan pernah usang. Kata demi kata telah tertuang dalam gumpalan malam pekat yang tak teratur. Hebusan nafas ku, berbau busuk akan cerita orang.
Satu titik mulai dilewati, koma pun hampir tak terhiraukan. Sanggupkah aku melawati fase hidup yang banyak dibilang orang adalah halaman pertama dari hidup yang sesungguhnya? Atau mungkin dari sinilah aku mulai menemukan rangkaian kata dalam paragraf hidup seorang buruh tinta.
Kelapa Gading, 20 Mei 2007, 02.00 WIB
Senin, 18 Agustus 2008
~ 0 komentar: ~
Posting Komentar